Menggali Lebih Dalam Cerita Di Balik Kesuksesan Peraih Nobel Bidang Kimia 2016, Prof. Ben L. Feringa
Bandung, FMIPA.itb.ac.id. – Dalam rangka memperingati Dies Natalis ITB ke-61, Program Studi Kimia bersama dengan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ITB menghadirkan seorang peraih nobel. Ialah Prof. Ben L. Feringa dari Rijksuniversiteit Groningen, Chemistry Nobel Laureate 2016. Salah satu mata acara yang diselenggarakan dalam rangkaian kunjungan beliau ke ITB adalah “Discussion and Sharing with Nobel Laurate Chemistry 2016”. Mata acara ini dilaksanakan pada hari Senin, 2 Maret 2020 pada pukul 13.30-16.10 WIB. Acara yang bertempat di Auditorium Gedung CRCS ITB ini menghadirkan Prof. Ben L. Feringa untuk berdiskusi langsung bersama audience yang terdiri banyak kalangan diantaranya adalah perwakilan guru besar Kimia ITB,UPI, UNPAD, IPB, UNY, Universitas Riau; juga dosen Prodi Kimia ITB, purnabakti Kimia ITB, Ketua HKI pusat, Ketua HKI Jabar-Banten beserta perwakilan pengurus dari berbagai institusi (UPI, UNPAD, UNPAK, ITB, UNY, IPB, UNJANI, UMMI, LIPI, dan Telkom University). Tamu undangan yang hadir juga termasuk pemenang OKTAN ITB 2020, dan perwakilan mahasiswa Kimia ITB baik dari jenjang sarjana, magister, maupun doktor.
Sambutan dari Kaprodi S1 Kimia, Prof. Dr. Zeily Nurachman. (Foto: FMIPA ITB)
Acara diawali dengan sambutan hangat yang disampaikan oleh kepala program studi Kimia ITB, Prof. Dr. Zeily Nurachman. Kemudian berlanjut dengan mata acara inti, yaitu diskusi ilmiah bersama Prof. Ben L. Feringa yang dimoderatori oleh bapak Dr. Robby Roswanda yang merupakan salah satu dosen Kimia ITB sekaligus mahasiswa bimbingan dari Prof. Ben L. Feringa saat beliau melaksanakan pendidikan di University of Groningen. Dalam diskusi ini, banyak hadirin yang sangat antusias bertanya terkait cerita di balik kesuksesan beliau hingga dapat meraih penghargaan nobel di bidang kimia. Rupanya mata acara sebelumnya, yaitu orasi ilmiah beliau yang disampaikan Senin pagi di Sasana Budaya Ganesha mengundang rasa penasaran tamu undangan, dan sesi ini menjadi wadah yang sangat tepat untuk bertanya secara lebih mendetail terkait rasa penasaran yang ada.
Beragam pertanyaan muncul, mulai dari pertanyaan yang disampaikan oleh salah satu pemenang OKTAN ITB yang menanyakan terkait alasan Prof. Ben memilih kimia dibandingkan bidang Sains yang lain. Beliau menjawab bahwa guru memiliki peranan yang sangat penting. Guru kimia saat beliau menempuh pendidikan menengah mengajarkan kimia dengan menarik, yaitu melalui eksperimen yang dilakukan setiap minggu.
Sesi tanya jawab yang disampaikan oleh Dr. Lia Dewi Juliawaty. (Foto: FMIPA ITB)
Pertanyaan juga muncul dari salah satu dosen Kimia ITB yang menekuni bidang Kimia Organik Bahan Alam, Dr. Lia Dewi Juliawaty. Ibu Lia menanyakan terkait rencana dari Prof. Ben untuk melakukan riset yang dapat melawan virus corona. “Tentu saja kita bekerja sama dengan satu tim yang fokus di bidang tersebut. karena virus corona ini merupakan permasalahan yang serius sehingga banyak grup riset yang meneliti. Contohnya di Belanda, terdapat institusi pendidikan yang fokus bekerja pada bidang kesehatan seperti kimia medisinal, farmasi, dan biokimia.” Ujar Prof. Ben dalam bahasa inggris.
Sesi diskusi bersama Prof. Ben dipandu oleh moderator Robby Roswanda, Ph.D. (Foto: FMIPA ITB)
Tidak hanya hadirin, pertanyaan juga muncul dari pak Robby selaku moderator. Pak Robby menanyakan terkait tips and tricks dalam mengajarkan kimia organik. Landasan pak Robby menanyakan hal tersebut karena kebanyakan mahasiswa kurang menyukai mata kuliah kimia organik. Salah satu tips and tricks yang disarankan oleh Prof. Ben adalah mengajar dengan membuat materinya semenarik mungkin, seperti menghubungkan suatu permasalahan yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Contohnya tentang bagaimana cara membuat pewarna biru dan merah yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Contoh lain adalah bagaiamana serangga seperti semut bisa tertarik pada senyawa bernama feromon, dan contoh lainnya.
Dari sesi diskusi ini kita dapat melihat bahwa Prof. Ben memperoleh inspirasi riset dari alam sekitar. Proses yang dilakukan dalam memperoleh inspirasi tersebut adalah dengan melakukan penerjemahan dari hasil pengamatan kita di alam lalu diaplikasikan dalam riset. Seperti yang dicontohkan oleh beliau tentang bagaimana inspirasi penemuan pesawat terbang, yaitu dari proses pengamatan burung yang terbang.
Selain itu, ada satu pertanyaan dari salah satu hadirin yang cukup menarik, yaitu tentang adakah kemungkinan ilmuan dari Indonesia juga dapat memenangkan penghargaan Nobel. Prof. Ben menjawab bahawa sangat mungkin, karena banyak sekali ilmuan Indonesia yang berpotensi, terutama di bidang Kimia. Contohnya di ITB, banyak yang mengikuti program student exchange ke University of Groningen yang juga memiliki potensi. Sebagai penutup dari jawaban pertanyaan tersebut beliau mengatakan bahwa mahasiswa Indonesia tidak kalah dengan mahasiswa di luar sana. Oleh karena itu, jangan pernah takut untuk bermimpi.
Foto bersama pemenang OKTAN dengan Prof. Ben L. Feringa. (Foto: FMIPA ITB)
Sesi diskusi kimia yang inspiratif bersama Prof. Ben diakhiri dengan sorak-sorai hadirin yang bertepuk tangan. Acara berlanjut dengan penyerahan piagam oleh Prof. Ben kepada peraih juara OKTAN ITB 2020. Adapun OKTAN ITB merupakan suatu Kompetisi Kimia tingkat nasional yang diselenggarakan setiap tahun oleh Himpunan Mahasiswa Kimia ‘Amisca’ ITB.
Seremonial penandatangan prasasti oleh Prof Ben L. Feringa. (Foto: FMIPA ITB)
Penandatanganan prasasti juga dilakukan oleh Prof. Ben. Dalam prasasti tersebut, Prof. Ben menuliskan: “To build the sustainable society of the future we should not forget “Imagination and Creativity” are really sustainable. To all the students of ITBandung, follow your dreams and use your creativity and imagination towards our/your future.” Sebuah kalimat yang sangat menularkan semangat kepada kita untuk tidak pernah berhenti bermimpi.
Prasasti Nobel Laureate Visit to ITB. (Foto: FMIPA ITB)
Sebelum mata acara ini ditutup, tidak lupa dilakukan sesi foto bersama Prof. Ben, kemudian dilanjutkan dengan penyerahan penghargaan divisi organik dari HKI (Himpunan Kimia Indonesia). Semoga melalui mata acara ini, semakin banyak yang termotivasi untuk senantiasa berkiprah dalam bidang kimia dan melakukan pengaplikasian ilmu kimia untuk sekitar. Hidup riset Indonesia! (oleh: Prisma Silviya Auliawati, Editor: MI)
Sesi foto bersama seluruh hadirin dengan Prof. Ben L. Feringa. (Foto: FMIPA ITB)