Lova Mahasiswa Asing dari Madagaskar
Bandung, FMIPA.itb.ac.id -Mendengar kata Madagaskar, hal yang pertama kali terlintas mungkin tentang film animasi petualangan yang memang berjudul Madagascar. Madagaskar adalah sebuah negara pulau di Samudera Hindia, lepas pesisir timur benua Afrika. RAKOTOVAO Lovanantenaina Omega atau biasa disapa Lova adalah mahasiswa asing yang berasal dari negara tersebut dan memilih melanjutkan studi di ITB, Indonesia.
Awal mula Lova memilih ITB sebagai tempat studi Program Magister karena ITB memiliki Program Studi Fisika dengan Keilmuan Nuklir sesuai dengan bidang keilmuannya yaitu proteksi radiasi saat di program sarjana. Adaptasi pertama yang dialami oleh Lova di Indonesia, lebih tepatnya Bandung adalah tentang makanan lokal. Beragam makanan pedas dan manis di kota yang terkenal dengan kuliner ini membuatnya kesulitan menyesuaikan diri dengan cita rasa Indonesia. Tentu saja sulit, karena lidah Madagaskar milik Lova cenderung terbiasa mengecap rasa asin.
Survive berkomunikasi ketika berbelanja keperluan sehari hari dilakukan Lova dengan bantuan google translate. Akan tetapi, Lova adalah seorang fast leaner, hanya beberapa bulan saja belajar Bahasa Indonesia, Lova sudah cakap berbahasa Indonesia, tanpa perlu google translate lagi. Keramahan orang Indonesia saat berkomunikasi, terkadang membuatnya tidak nyaman saat pertanyaan mulai masuk ke ranah pribadi. Namun sekarang Lova sudah terbiasa dengan hal ini, Lova akan memberikan informasi sebelum ditanyakan, jika pertanyaan pertama sudah jelas mengarah ke mana.
Lova memulai petualangan studi di Kampus Ganesha dengan setumpuk tugas, self learning, sibuk belajar sepanjang hari, tidak ada waktu bersantai pun di hari libur, sungguh membuat Lova shock. Perlahan Lova mulai terbiasa dengan pembelajaran di ITB. Kelengkapan infrastruktur ITB, kesempatan melakukan banyak hal selama studi, dan kemudahan mendapatkan fasilitas penelitian di luar ITB membuat Lova begitu dinamis. Lova berkesempatan mengikuti summer camp di Thailand, seminar-seminar di dalam dan luar negeri.
Namun ada satu hal yang tidak akan dilupakannya saat kuliah di ITB, ketika terbaring di Rumah Sakit karena demam berdarah yang membuatnya bed rest selama 2 minggu. Beruntung Lova memiliki banyak sahabat yang merawatnya dan hal inilah yang dirahasiakan Lova ke orang tuanya di Madagascar sampai kesembuhannya.
November ini Lova akan kembali ke Madagaskar setelah berjibaku dengan tesis tentang nuklir berjudul “Penilaian Difusi Gamma dan Dosis Neutron Untuk Tujuan Mengoptimalkan Perlindungan Radiasi di Triga 2000 Batan” dengan pembimbing Dr. Sidik Permana. Lova berjanji suatu saat akan kembali ke ITB melanjutkan studinya di Program Doktor Rekayasa Nuklir, FMIPA.
Semoga ilmu nuklir yang telah dipelajari Lova dapat bermanfaat di Madagaskar kelak. Karena hakikatnya pendidikan tidak hanya mengajarkan tentang kerja, akan tetapi juga mengajarkan tentang kehidupan.
Penulis : Ani Hamidah
Editor: MI