Enter your keyword

Di Balik Kisah Dr. Maya Nabila, Salah Satu Lulusan Termuda Doktor Matematika FMIPA ITB

Di Balik Kisah Dr. Maya Nabila, Salah Satu Lulusan Termuda Doktor Matematika FMIPA ITB

Bagikan:

BANDUNG, fmipa.itb.ac.id, –Lulus Program Doktor Matematika ITB di usia 24 tahun, Maya Nabila menyelesaikan sidang Program Doktor pada hari Senin, 26 Februari 2024 lalu di bawah bimbingan Prof. Edy Tri Baskoro, Ph.D. dan Prof. Hilda Asiyyatun, Ph.D. Perasaan senang sekaligus sedih dirasakan oleh Maya setelah menyelesaikan sidang Program Doktor. Jelasnya, “Sedih karena harus segera kembali ke kampung halaman, tetapi juga senang karena sudah menyelesaikan tanggung jawab dan kewajiban.”

Tumbuh sebagai sosok yang mementingkan pendidikan, Maya termotivasi oleh Sang Ayah yang juga merupakan seorang Dosen Matematika. Sang Ayah bisa pergi ke banyak tempat ketika melanjutkan pendidikan S2 dan S3 di bawah bimbingan Prof. Edy Tri Baskoro. Hal ini membuat Maya berpandangan bahwa melalui pendidikan, kita bisa menjelajahi dunia.

Mendapat sorotan sebagai salah satu lulusan termuda Program Doktor tidak lepas dari kisah Maya yang mampu menyelesaikan seluruh jenjang studi pendidikan dengan cepat. Alasan di balik kesuksesan ini yaitu ketika hendak masuk SMA, Maya memiliki kekhawatiran tidak dapat masuk ke sekolah negeri unggulan, sehingga memilih untuk mencoba ikut tes masuk salah satu sekolah swasta unggul di Padang yang saat itu juga menawarkan program kelas akselerasi. Selain itu, kurikulum S1 yang ada mampu mengakomodir penyelesaian program sarjana dalam 7 semester. Sementara gelar Master dan Doktor bisa diraih dalam jangka waktu empat tahun karena didukung oleh Program Magister Doktor Untuk Sarjana Unggul (PMDSU). Sikap disiplin yang Maya miliki turut memberi peran lebih dalam meraih pencapaian ini, seperti selalu membawa laptop kemanapun pergi, agar tetap dapat melakukan penelitian di waktu kosong.

Selama menempuh Program Doktor banyak pengalaman menarik yang telah dilalui oleh Maya. Maya mengambil topik penelitian di bidang Kombinatorika, Teori graf Ramsey minimal yang merupakan kajian perluasan dari Teori Ramsey. Teori Ramsey menyebutkan bahwa dalam setiap struktur tidak teratur ada sub struktur yang teratur. Menurut Maya, hal ini menarik untuk diteliti. Seperti yang disampaikan oleh Maya, “Lab untuk seorang matematikawan adalah kepala kita sendiri. Hal yang menarik untuk penelitian ini juga tidak terikat tempat, waktu, atau uang.” Fleksibilitas ini membuat Maya sempat untuk melakukan student exchange selama empat bulan di Technical University of Košice, Slovakia.

Setelah menyelesaikan program pendidikan doktor, Maya sangat terbuka untuk segala bentuk pekerjaan yang berkaitan dengan ilmu yang telah ia miliki. Jika memiliki kesempatan, Maya berencana untuk melanjutkan post doctoral di bidang dan topik yang serupa dengan penelitian yang telah ia lakukan.

Adapun untuk rekan-rekan pejuang Program Doktor, Maya menyampaikan pesan, “Untuk teman-teman yang sedang mengejar doktor secara umum, saya harap teman-teman terus berjuang. Jangan khawatir, kita semua punya pace dan timeline berbeda. Jika ada teman yang selesai terlebih dahulu, mungkin memang itulah saatnya mereka selesai. Kalau kita belum selesai, mungkin kita perlu evaluasi dan melihat sisi baiknya. Sementara untuk teman-teman pejuang Doktor Matematika, tidak selamanya hasil penelitian kita akan membuahkan hasil, apalagi bagi kita yang bekerja di bidang teoritis. Tidak perlu berkecil hati, yang penting kita terus bekerja dan menyelesaikan tanggung jawab dengan baik.”

Semoga kisah Dr. Maya Nabila dalam meraih gelar doktor ini bisa menjadi inspirasi dan membuat kita terus bersemangat mengejar mimpi.

X