Enter your keyword

“Workshop Spektroskopi 2025: Pita Pembawa Pesan” Di Observatorium Bosscha, 25 & 26 Juli 2025

“Workshop Spektroskopi 2025: Pita Pembawa Pesan” Di Observatorium Bosscha, 25 & 26 Juli 2025

Bagikan:

BANDUNG, fmipa.itb.ac.id —Observatorium Bosscha menyelenggarakan Workshop Spektroskopi 2025 dengan tajuk “Pita Pembawa Pesan” pada 25 dan 26 Juli 2025 di Observatorium Bosscha, Lembang. Kegiatan ini diikuti oleh 25 peserta dari berbagai institusi, mulai dari ITB, ITS, BINUS, UIN, hingga komunitas astronomi amatir seperti HAAJ dan IIAC. Selama dua hari, peserta mengikuti berbagai sesi pengenalan teori, instrumen, serta praktik pengolahan data spektroskopi. Workshop ini menjadi wadah pembelajaran dan juga upaya memperkenalkan kembali salah satu teknik penting dalam pengamatan astronomi.

Kegiatan dibuka secara resmi dengan sambutan dari Kepala Observatorium Bosscha, Dr.
Hesti Retno Tri Wulandari. Beliau menyampaikan harapannya agar dua hari workshop ini
dapat menjadi ajang berbagi keahlian tim Bosscha, khususnya dalam bidang spektroskopi,
yang menurutnya masih belum banyak ditekuni dibandingkan fotometri. Beliau juga
menambahkan bahwa kegiatan ini diharapkan memberi wawasan baru dan bahkan mungkin
menjadi pintu masuk bagi peserta yang ingin terlibat lebih jauh dalam kegiatan riset.

Gambar 1. Sambutan dari Dr. Hesti Retno Tri Wulandari sebagai Kepala Obs. Bosscha
Selanjutnya, peserta mengikuti kuliah umum yang disampaikan oleh Dr. Hakim L. Malasan
dari Program Studi Astronomi ITB. Beliau memaparkan bagaimana spektrum cahaya dapat

digunakan untuk memahami berbagai karakteristik objek langit, seperti suhu, komposisi
kimia, hingga gerakan. Setelah sesi tanya jawab, kegiatan dilanjutkan dengan pengenalan
instrumen spektroskopi yang digunakan di Observatorium Bosscha, termasuk GAO-ITB
RTS, NEO R1000, serta teleskop ruang GOTO dan LHIRES III. Peserta tidak melakukan
pengamatan langsung, tetapi diperlihatkan proses pengambilan data melalui demonstrasi.

Gambar 2. Kuliah Umum disampaikan oleh Dr. Hakim L. Malasan.

Sesi sore diisi oleh Azlizan A. Soemitro dari Leibniz-Institut für Astrophysik Potsdam,
Jerman yang bergabung secara daring. Ia membawakan materi tentang spektroskopi medan
terpadu (Integral Field Spectroscopy) dan menjelaskan bagaimana jenis data ini dapat
digunakan dalam berbagai cabang sains, tidak hanya terbatas pada astronomi. Hari pertama
ditutup dengan diskusi dan penyampaian kesimpulan dari panitia.
Pada hari kedua, kegiatan berfokus pada praktik olah data spektroskopi. Sesi pertama dipandu
oleh Evan I. Akbar yang memperkenalkan perangkat lunak IRAF dan bagaimana
menggunakannya untuk mengolah data hasil pengamatan. Setelah istirahat, sesi dilanjutkan
oleh Agus T. P. Jatmiko dengan materi olah data menggunakan Python. Peserta belajar
bagaimana mengolah spektrum mentah, mengurangi derau (noise), dan mengekstrak
informasi ilmiah dari data. Dalam wawancara, Agus T. P. Jatmiko selaku ketua pelaksana menjelaskan bahwa tujuan awal kegiatan ini adalah sebagai upaya regenerasi pengguna spektroskopi di lingkungan Bosscha. Mengingat fasilitas sudah tersedia, ia menyayangkan jika hanya sedikit orang yang memanfaatkannya. Maka dari itu, workshop ini dirancang tidak hanya untuk mahasiswa ITB,

tetapi juga dibuka untuk institusi luar. Harapannya, setelah kegiatan ini akan terbentuk
komunitas pengguna spektroskopi yang aktif dan bisa saling berbagi pengalaman atau data
lintas institusi.

Gambar 3. Foto bersama peserta dan panitia.

Workshop ini menjadi ruang diskusi dan kolaborasi bagi mahasiswa dan pegiat astronomi dari
berbagai latar belakang. Diharapkan, kegiatan serupa dapat terus dilaksanakan agar minat
terhadap spektroskopi terus tumbuh dan berkembang.[vs]

X