BANDUNG, fmipa.itb.ac.id. -Profesor Avi Wigderson, Profesor Matematika di Institute for Advanced Study (Princeton, Amerika Serikat) dan salah satu tokoh matematikawan dan ilmuwan komputer dunia dengan bidang penelitian complexity theory, parallel algorithms, graph theory, cryptography, distributed computing, dan neural networks, pada hari jumat lalu 23 Juni 2023 pukul 19.00-20.30 WIB memberikan kuliah tamu dalam acara serial “Mathematics Distinguished Lecture Series (MDLS)” di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Institut Teknologi Bandung. Judul kuliah yang diberikan adalah “Randomness”.

Apakah alam semesta secara inheren deterministik atau probabilistik? Mungkin yang lebih penting, bisakah kita membedakan keduanya? Umat manusia telah merenungkan makna dan kegunaan keacakan (randomness) selama ribuan tahun. Ada berbagai cara luar biasa yang telah dilakukan oleh umat manusia untuk memanfaatkan lemparan koin yang sempurna dalam statistik, kriptografi, teori permainan, dan algoritma. Memang, keacakan tampaknya sangat diperlukan! Manakah dari aplikasi ini yang bertahan jika alam semesta tidak memiliki keacakan sama sekali? Manakah dari aplikasi ini yang bertahan jika hanya keacakan berkualitas buruk yang tersedia, misalnya yang muncul dari fenomena tak terduga seperti cuaca atau pasar saham? Sebuah teori komputasi keacakan, yang dikembangkan dalam tiga dekade terakhir, mengungkapkan (mungkin kontra-intuitif) bahwa sangat sedikit yang hilang dalam dunia deterministik atau dunia acak lemah tersebut. Dalam kuliah ini, Prof. Avi Wigderson menjelaskan gagasan utama dan hasil dari teori ini.

Prof. Edy Tri Baskoro, Ketua Panitia MDLS 2023, mengatakan bahwa Professor Avi Wigderson adalah salah satu matematikawan dan ilmuwan komputer dunia yang memberikan kontribusi luar biasa pada bidang matematika dan ilmu komputer. Ada sekitar 276 publikasi dalam jurnal ilmiah terindeks scopus telah ditulisnya dengan total sitasi sebanyak 17.460 dan h-index 57. “Wigderson menerima Nevanlinna Prize pada tahun 1994 untuk karyanya tentang kompleksitas komputasi. Bersama dengan Omer Reingold dan Salil Vadhan, dia memenangkan Gödel Prize 2009 untuk karyanya pada perkalian graf zig-zag, sebuah metode menggabungkan graf yang lebih kecil untuk menghasilkan graf yang lebih besar yang digunakan dalam pembuatan graf ekspander. Pada tahun 2019, Wigderson dianugerahi Knuth Prize atas kontribusinya pada fondasi ilmu komputer di berbagai bidang termasuk komputasi acak, kriptografi, kompleksitas sirkuit, kompleksitas bukti, komputasi paralel, dan pemahaman kita tentang properti graf fundamental. Pada tahun 2021, Wigderson mendapat Abel Prize bersama László Lovász atas kontribusi dasar mereka pada ilmu komputer teoretis dan matematika diskrit, dan peran utama mereka dalam membentuknya menjadi bidang utama matematika modern”, demikian tambahnya.

Kegiatan MDLS ini diselenggarakan oleh Program Studi Matematika FMIPA ITB sejak tahun 2021 dengan menghadirkan pembicara-pembicara yang merupakan para tokoh dunia dalam berbagai bidang di matematika. Sepanjang tahun 2021, terselenggara empat kali edisi dengan pembicaranya adalah Prof. Motoko Kotani(Jepang), Prof. Christophe Ritzenthaler(Perancis), Prof. Hans Munthe-Kaas(Norwegia), dan Prof. Richard A. Brualdi(Amerika Serikat). Sepanjang tahun 2022, terselenggara enam kali edisi yang diisi oleh Prof. Martin Hairer(Inggris), Prof. Edy Soewono (Indonesia), Prof. Marta Sanz-Sole (Spanyol), Prof. Gil Kalai (Israel), Prof. Gang Tian (China), dan Prof. Efim Zelmanov (Amerika Serikat). Pada tahun ini, Prof. Avi Wigderson merupakan pembicara pertama pada MDLS 2023. Edisi pertama ini dihadiri oleh sekitar 90 peserta (dosen, peneliti, mahasiswa S1, S2, dan S3) dari berbagai universitas di Indonesia, Amerika Serikat, Jepang, Filipina, dan beberapa negara lainnya. Rekaman MDLS Profesor Avi Wigderson dapat dilihat pada:
https://www.youtube.com/watch?v=4VhZ1oM3xy8&list=PLjs4VVzVn2XvscwQbQ_LHPcuwwS-EXTRE&index=11 .
Informasi lebih lanjut mengenai edisi MDLS berikutnya dapat dilihat pada https://math.itb.ac.id/mdls/.