- Dr. Dhani Herdiwijaya, M.Sc., “Cuaca Antariksa dan Dampaknya Terhadap Teknologi dan Keseharian”
- Dr. Agustinus Agung Nugroho, “Memanen Tenaga Listrik Menggunakan Material Topologi”
- Dr. Nuning Nuraini, “Peran Matematika Epidemiologi dalam Menjawab Tantangan Masa Depan”
Cuaca Antariksa dan Dampaknya Terhadap Teknologi dan Keseharian
Dhani Herdiwijaya (dhani@as.itb.ac.id)
Kelompok Keilmuan Astronomi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Teknologi Bandung
Cuaca antariksa merupakan dinamika fenomena alam yang bermuara dari aktivitas Matahari yang mempengaruhi berbagai system teknologi, baik di antariksa dan permukaan (komunikasi, navigasi, transportasi, dll.). Aktivitas energetik Matahari diantaranya berupa ledakan Matahari dan lontaran massa korona. Komponen cuaca antariksa adalah gelombang elektromagnetik dan partikel plasma energi tinggi. Ledakan Matahari dapat memancarkan sinar-X kuat yang meningkatkan kerapatan elektron di lapisan ionosfer, sehingga memblokir komunikasi radio skala global. Lontaran massa korona melahirkan badai geomagnetik di Bumi dan menyebabkan arus listrik yang dapat mendistorsi operasi jaringan pembangkit listrik dan geolistrik. Badai ini juga dapat memodifikasi sinyal dari sistem navigasi (GPS, GNSS dan penerbangan) sehingga akurasinya menurun. Efek lainnya menghasilkan aurora di daerah kutub. Partikel elektron dan proton energi tinggi dapat menembus permukaan satelit dan menyebabkan kegagalan elektronik dan kelistrikan. Radiasi energi tinggi di atas juga mengganggu kesehatan para antariksawan yang bekerja di orbit Bumi. Gangguan cuaca antariksa ekstrim dapat berdampak global, sehingga berpotensi mempengaruhi kehidupan keseharian, sosial dan kerugian ekonomi yang besar. Dampak tersebut merupakan tantangan bagi sains dan teknologi masa depan. Kuliah ini memberikan gambaran mengenai cuaca antariksa, termasuk kemungkinan dampaknya di Indonesia.
Memanen Tenaga Listrik Menggunakan Material Topologi
A.Agung Nugroho (nugroho@fi.itb.ac.id)
Kelompok Keilmuan Fisika Manethik dan Fotonik
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Teknologi Bandung
Sehari-hari kita selalu menggunakan tenaga listrik untuk mengoperasikan segala peralatan elektronik yang kita butuhkan untuk membantu aktivitas kita. Di masa datang, kita akan semakin bergantung pada bantuan peralatan elektronik. Oleh karena itu, ketersediaan tenaga listrik merupakan tantangan di masa depan. Di sisi lain, efisiensi pemakaian tenaga listrik juga merupakan faktor yang sangat penting untuk tumbuhnya teknologi masa depan yang ramah lingkungan. Penemuan fenomena baru dalam fisika sering kali dapat mempelopori perkembangan teknologi. Penjelesan tentang fenomena-fenomena tersebut tidak terlepas dari perkembangan teori kuantum yang dapat mendiskripsikan keadaan elektron di dalam material. Akhir-akhir ini dikenal babak baru dalam teori kuantum dengan memasukkan konsep topologi. Teori ini berkembang sangat pesat untuk menjelaskan dan memprediksi sifat-sifat fisis yang baru dari material-material topologi. Kuliah ini akan membahas keunikan sifat transpor material topologi khususnya untuk mendapatkan tenaga listrik.
Peran Matematika Epidemiologi dalam Menjawab Tantangan Masa Depan
Nuning Nuraini (nuning@math.itb.ac.id)
Kelompok Keilmuan Matematika Industri dan Keuangan
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Teknologi Bandung
Matematika epidemiologi adalah cabang ilmu epidemiologi yang sangat bergantung pada model matematika: (model kompartemen dinamis, model stokastik,mikro atau makro simulasi dsb) untuk membuat prediksi tentang perkiraan penyakit dalam jangka panjang dan menilai intervensi yang paling mungkin untuk membantu mengendalikan penyakit. Peran matematika epidemiologi ini diakui oleh WHO (World Health Organization) sebagai salah satu alat yang cukup ampuh untuk membantu menentukan strategi pencegahan dan pengobatan massal atau individu pada suatu penyakit. Berkaitan dengan hal tersebut pada kuliah ini akan dijelaskan model-model matematika epidemiologi dalam kaitannya dengan perkembangan jaman, masa lalu, kini dan tantangan ke depan. Terutama perluasan dan peningkatan kompleksitas model matematika untuk penentuan metode inisialisasi sistem deteksi dini penyebaran penyakit, yang secara khusus mengakomodasi parameter-parameter kunci yang berkaitan dengan karakteristik penyebaran penyakit, seperti perubahan iklim, mobilitas dan kondisi lingkungan di masa yang akan datang.