Enter your keyword

Tingkatkan Kesadaran Penyakit Jantung, Tim Fisika ITB Hadirkan Teknologi Tepat Guna di Desa Raharja

Tingkatkan Kesadaran Penyakit Jantung, Tim Fisika ITB Hadirkan Teknologi Tepat Guna di Desa Raharja

Bagikan:

BANDUNG, fmipa.itb.ac.id —Sebagai wujud kepedulian terhadap kesehatan masyarakat, Tim Fisika dari Institut Teknologi Bandung (ITB) menggelar program pengabdian masyarakat di Desa Raharja, Kecamatan Purwaharja, Kota Banjar. Dalam kegiatan yang berlangsung selama tiga hari, dari Jumat hingga Minggu (25-27 Juli 2025), tim memperkenalkan sebuah alat tes denyut jantung portabel untuk meningkatkan kesadaran warga akan pentingnya deteksi dini risiko penyakit jantung.

Program ini didanai melalui skema hibah PPMI (Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat dan Inovasi) FMIPA 2025. Secara keseluruhan, kegiatan pengabdian masyarakat ini diketuai oleh Dr. Eng. Nur Asiah Aprianti dari Kelompok Keahlian Fisika Nuklir dan Biofisika (KK FNB). Adapun pelaksanaan kegiatan di lapangan dipimpin oleh Dr. Maria Evita, S.Si., M.Si., dari Kelompok Keahlian Fisika Instrumentasi dan Komputasi (KK FIK).

Pemilihan Desa Raharja sebagai lokasi pengabdian didasari oleh data tingginya kasus pengidap penyakit jantung di wilayah tersebut. “Desa Raharja memiliki wilayah yang kecil tetapi padat penduduk dengan total 5.402 jiwa,” ungkap Yayat Ruhiyat, Kepala Desa Raharja, yang menyambut baik inisiatif ini. “Saya sangat mengapresiasi pengabdian masyarakat yang dilaksanakan oleh tim ITB di Desa Raharja sebagai bentuk kepedulian dan sinergitas antara dunia kampus dan masyarakat. Dengan kegiatan ini, semoga menjadi dampak positif khususnya bagi masyarakat Desa Raharja,” ujarnya.

Tim mahasiswa yang terlibat terdiri dari I Kadek Agus Sara Sawita (S3 Fisika) sebagai koordinator, serta Muhammad Kamal (S1 Fisika) dan Jihan Prihatini (S1 Fisika). Bagi mereka, kegiatan ini juga merupakan bagian dari tugas mata kuliah Studi Mandiri (S1) dan Studi Khusus 2 (S3). Alat yang mereka kembangkan merupakan sensor non-invasif berbasis mikrokontroler yang dirancang agar murah dan praktis digunakan.

Rangkaian acara dimulai dengan pengetesan massal di Gedung Serbaguna Desa Raharja yang berfokus pada masyarakat dewasa dan lansia. Selanjutnya, tim bergerak secara door-to-door ke rumah-rumah warga dan masjid setempat untuk menjangkau para remaja dan anak-anak.

“Kami tahu bahwa penyakit jantung tidak bisa dideteksi hanya dengan alat kami, tetapi harapannya ini menjadi salah satu parameter kepada masyarakat untuk lebih sadar dengan kesehatan,” ucap I Kadek Agus Sara Sawita. Di setiap sesi, tim memberikan penyuluhan mengenai parameter denyut jantung normal serta demonstrasi alat.

Ibu Nining, salah seorang warga, menyatakan kegembiraannya. “Kegiatan ini sangat bagus, saya antusias. Sangat bermanfaat bagi saya dan masyarakat. Dengan adanya deteksi ini, kita bisa mengetahui lebih dini tentang kesehatan jantung dan termotivasi menerapkan pola hidup sehat,” tuturnya.

Kegiatan ini dipandang sebagai langkah awal yang signifikan. Dr. Maria Evita selaku pimpinan kegiatan di lapangan menekankan pentingnya kegiatan semacam ini. “Kegiatan ini sangat bermanfaat baik bagi mahasiswa dan dosen untuk mengimplementasikan pendidikan dan riset yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Sambutan baik serta antusiasme masyarakat memberikan kesan yang mendalam,” katanya.

Tim Fisika ITB berharap inovasi ini tidak berhenti di Desa Raharja. Harapan ke depannya adalah agar alat ini dapat terus dikembangkan, diproduksi secara massal dengan biaya terjangkau, dan dapat dimanfaatkan di berbagai daerah lain di Indonesia.

“Mudah-mudahan kegiatan pengabdian masyarakat seperti ini bisa terus berlanjut, tidak hanya mengenai alat deteksi denyut jantung, tapi juga kontribusi lain untuk masyarakat,” tutup Ibu Maria.

[ME]

X