Enter your keyword

Tim Patriot FMIPA ITB di Kawasan Transmigrasi Marioriwawo, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan

Tim Patriot FMIPA ITB di Kawasan Transmigrasi Marioriwawo, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan

Bagikan:

MARIORIWAWO, fmipa.itb.ac.id, -Sejak akhir Agustus 2025, tim Ekspedisi Patriot ITB hadir membawa semangat riset dari berbagai lintas disiplin ilmu untuk menapaki perjalanan riset di Kawasan Transmigrasi Marioriwawo, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan. Kawasan Transmigrasi Marioriwawo menjadi lokus perjalanan Tim Output 1 yang dipimpin oleh Arnasli Yahya, M.Si., Ph.D. (FMIPA ITB), dengan anggota tim: Husnul Khatimah Syam (ITB), Farida (ITB), serta Muhammad Ammar Dzikra dan Dwina Wahdaniah dari Universitas Hasanuddin sebagai mitra ITB. Tim ini menjadi bagian dari program nasional “Rekomendasi untuk Evaluasi Kawasan Transmigrasi” dengan misi menyusun output rekomendasi untuk evaluasi berbasis data spasial, sosial, ekonomi, ekologi, dan kelembagaan di kawasan transmigrasi Marioriwawo.
Langkah awal Tim Patriot Kalong gerakan ke lapangan

Selama dua bulan pelaksanaan, progres kegiatan telah mencapai lebih dari 50% dari target. Kegiatan dimulai dengan koordinasi intensif bersama berbagai pihak, diantaranya Bupati dan Wakil Bupati Kab. Soppeng, DPMPTSP NAKERTRANS, Bappelitbangda, Dinas PUPR, Dinas Kesehatan, ATR/BPN, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Sosial, Camat Marioriwawo, Kepala Puskesmas Goarie, Kepala Puskesmas Tanjonge, serta pemerintah desa di Watu dan Marioritengnga. Kolaborasi awal ini membuka jalan guna pengumpulan data spasial, sosial, ekonomi, dan kelembagaan di UPT Watu–fokus pengamatan tim Patriot Kalong Marioriwawo di kawasan transmigrasi.
Penelusuran sungai, jembatan dan aksesibilitas UPT Watu

Salah satu kegiatan utama yang dilakukan oleh tim adalah penelusuran terhadap sungai dan jembatan gantung yang berperan sebagai jalur vital bagi masyarakat transmigran di UPT Watu. Sungai tersebut bukan hanya berfungsi sebagai sumber air, tetapi juga sarana transportasi informal bagi masyarakat untuk mengangkut hasil panen dan bahan bangunan.
Temuan lapangan menunjukkan bahwa kondisi fisik sungai masih relatif alami dan memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai bagian dari jaringan infrastruktur dasar kawasan transmigrasi. Optimalisasi pemanfaatan sungai, baik melalui peningkatan aksesibilitas maupun penguatan fungsi pendukungnya, berpotensi meningkatkan mobilitas ekonomi dan sosial masyarakat transmigran di kawasan UPT Watu.
Mendengar Suara Masyarakat UPT Watu

Meskipun tidak seluruh masyarakat transmigran ditemui, dari setiap langkah hadir cerita tentang semangat masyarakat yang gigih dan penuh inspirasi. Mereka menyampaikan harapan agar konektivitas antarpermukiman lebih ditingkatkan, serta akses menuju fasilitas umum dapat berkembang guna menunjang aktivitas ekonomi dan sosial, khususnya akses untuk layanan kesehatan yang sulit dilalui, karena selain melewati jalan tanah dan berbatu, perjalanan menuju layanan kesehatan menuntut jarak tempuh yang cukup jauh.
Selain observasi lapangan, tim Patriot Kalong Marioriwawo juga melakukan pendekatan partisipatif dengan berbagai kelompok masyarakat. Melalui dialog santai di halaman rumah dan kebun, tersalurkan aspirasi masyarakat tentang pembangunan yang berkelanjutan, peningkatan mutu layanan pendidikan, kesehatan, serta penguatan kegiatan ekonomi berbasis hasil bumi.
Forum Group Discussion : Suara dari Lapangan

Sebagai wujud pendekatan partisipatif, tim Patriot Kalong Marioriwawo melaksanakan Forum Group Discussion (FGD) bersama pemerintah daerah, tokoh masyarakat, dan masyarakat transmigran. Forum ini membahas kondisi demografis, ekologi, sosial-budaya, kelembagaan, dan ekonomi lokal. Salah satu rekomendasi utama yang dihasilkan adalah pentingnya peningkatan konektivitas antarunit permukiman dan akses menuju fasilitas ekonomi.
FGD juga menjadi ruang penting bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasi, khususnya berkenan dengan status lahan, kesehatan, pendidikan, dan peran kelembagaan lokal. Beberapa masyarakat mengemukakan perlunya kejelasan pengelolaan fasilitas kesehatan serta peningkatan sarana jalan agar hasil panen dapat lebih mudah dipasarkan. Aspirasi yang disampaikan menggambarkan optimisme kolektif untuk membangun UPT Watu yang mandiri, produktif, dan terkoneksi dengan pusat-pusat ekonomi di sekitarnya. Masyarakat berharap agar keberlanjutan pembangunan terus dijaga, serta kemitraan antara akademisi dan masyarakat dapat terus berlangsung.

Realitas Lapangan dan Potensi Ekonomi Lokal 
Hingga awal November 2025, capaian kegiatan menyentuh 80%. Tim Patriot Kalong Marioriwawo melakukan pemetaan infrastruktur dasar, penyebaran kuesioner rumah tangga, dan verifikasi data sosial-ekonomi. Analisis dilakukan tidak hanya di atas peta, tetapi juga melalui pemahaman langsung terhadap kehidupan masyarakat sehari-hari. Dengan pendekatan riset partisipatif, hasil pengumpulan data kemudian diolah menjadi dasar penyusunan dokumen rekomendasi evaluasi kawasan transmigrasi Marioriwawo pada UPT Watu. Rekomendasi tersebut mencakup arah pengembangan ekonomi lokal, perbaikan konektivitas, dan penguatan kelembagaan masyarakat sebagai fondasi pembangunan berkelanjutan. Di bidang ekonomi, tim mengidentifikasi komoditas unggulan kawasan, seperti jagung pakan ternak, yang menjadi tulang punggung ekonomi transmigran. Data harga pasar dan rantai distribusi dikumpulkan, sementara diskusi dengan kelompok tani mengungkap potensi pengolahan hasil panen sebagai nilai tambah.
Semangat Kolaborasi

Di balik tantangan lapangan—dari jalan terjal hingga cuaca tak menentu—semangat para Patriot Ekspedisi ITB tidak pernah surut. Dukungan pemerintah daerah dan partisipasi aktif masyarakat menjadi cerminan kolaborasi nyata antara akademisi dan masyarakat dalam mewujudkan kawasan transmigrasi UPT Watu yang lebih inklusif dan produktif. Kegiatan ini menunjukkan bahwa keilmuan sains dan teknologi dapat berpadu dengan empati sosial dan semangat pengabdian, menjadikan Patriot Ekspedisi ITB bukan hanya sekadar kegiatan akademik, tetapi sebuah perjalanan nyata menuju perubahan.

    

X