Pengenalan Program Studi bagi Mahasiswa TPB FMIPA 2012
Bandung, fmipa.itb.ac.id – Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) ITB pada Jumat (28/9/2012) mengundang seluruh mahasiswa TPB FMIPA 2012 untuk berkumpul di Gedung Aula Timur ITB. Mereka mengikuti acara pengenalan program studi yang ada di FMIPA ITB. Tidak hanya mengundang mahasiswa TPB 2012, mahasiswa 2010 dan 2011 yang mendapatkan deanlist juga tampak hadir. Acara diawali dengan pembacaan run down acara oleh Novriana Sumarti, Ph.D, tim Humas FMIPA. Sambutan sekaligus pembukaan disampaikan oleh Fida Madayanti W, MS., Ph.D, Wakil Dekan Akademik FMIPA ITB. Dalam sambutannya beliau mengingatkan, “Dengan berkenalan lebih dalam mengenai program studi, maka kalian akan lebih yakin memilih program studi yang diinginkan. Jika tidak memilih maka kalian akan ditempatkan di program studi mana saja yang kosong, oleh karena itu kalian harus memilih”. Tidak lupa juga Fida Madayanti W, MS., Ph.D, memperkenalkan dosen-dosen dan Kaprodi dari masing-masing program studi serta para dosen wali kepada mahasiswa TPB FMIPA 2012. Setelah sambutannya, Fida Madayanti W, MS., Ph.D, memberikan penghargaan deanlist kepada mahasiswa yang berprestasi mendapatkan IP 4. Sebanyak 14 orang yang mendapatkan deanlist, 6 orang diantaranya dari Matematika, 5 orang dari Fisika dan 3 orang lainnya dari Kimia. “Semoga tahun depan lebih banyak lagi,” ujar Novriana Sumarti, Ph.D kepada mahasiswa TPB FMIPA 2012.
Setelah pemberian penghargaan deanlist, acara dilanjutkan dengan pengenalan program studi Sarjana Astronomi oleh Dr. Taufiq Hidayat, Kaprodi S1 Astronomi. Pengenalan dimulai dengan definisi astronomi itu sendiri, karena mungkin masih banyak yang salah mendefinisikan astronomi. Astronomi bukanlah ilmu menjadi astronot, bukan juga cabang engineering yang membuat pesawat luar angkasa. Astronomi bukan pula astrologi. Astronomi adalah penerapan Fisika dan Matematika ke objek/fenomena yang ada di alam semesta. Astronomi merupakan observational science, artinya tidak dapat melakukan eksperimen. Eksperimen yang dilakukan adalah dengan pengamatan. Dari pengamatan, data-data yang dapat dikumpulkan kemudian dianalisis, setelah itu diinterpretasikan ke dalam suatu model. Teknik observasi yang dilakukan para astornom diantaranya adalah dengan astrometri, fotometri dan spektroskopi. Dr. Taufiq menyebutkan bahwa para astronom asal Indonesia juga sering hadir dalam pertemuan-pertemuan Astronomi Internasional. Organisasi Astronomi di dunia adalah IAU (International Astronomi Union). Ada pun cabang-cabang dari Astronomi, antara lain yaitu Astronomi Galaksi, Astronomi Bintang, Astronomi Planet, Solar Physics, and Cosmology. Dr. Taufiq juga memaparkan alasan Astronomi ada di Indonesia. Beberapa alasannya diantaranya adalah Belanda mewariskan observatorium Boscha di Lembang, selain itu secara geografis, Indonesia sangat menguntungkan
karena dekat dengan ekuator dan bangsa yang maju adalah bangsa yang mengembangkan Astronomi. Ada pun spesifikasi “calon Astronom” diantaranya adalah sudah mendapatkan informasi dari staff Kelompok Keahlian dan Himpunan Astronomi, jatuh cinta pada Astronomi dan yang terakhir adalah yang mau “die hard”. Diakhir penjelasannya, Dr. Taufiq sedikit menjelaskan kurikulum di prodi Astronomi. Pada satu tahun pertama mahasiswa mendapatkan mata kuliah yang sama yaitu Tahap Persiapan Bersama (TPB). Ada beberapa mata kuliah khas Astronomi seperti Astronomi praktis (praktek), Mekanika Benda Langit, Proses Astronomi 1 dan 2, dan Astronomi Lingkungan.
Selanjutnya pengenalan program studi Sarjana Fisika oleh Dr. Euis Sustini, Kaprodi S1 Fisika. Dr. Euis Sustini memulai pengenalan dengan memperlihatkan foto gedung Fisika. “Ini adalah ‘rumah Fisika’, jadi jangan sampai kalian nyasar,” ujarnya. Dr. Euis Sustini memaparkan pemikiran umum ketika orang-orang mendengar kata Fisika. “Ketika mendengar kata Fisika, yang akan terbayangkan adalah rumus yang banyak dan susah,” paparnya. Selain rumus, ada satu hal lagi yang akan diingat terutama oleh anak SMA yaitu katrol dan ember. Fisika sesungguhnya bukan hanya sekedar rumus, katrol dan ember. Fisika adalah pemahaman terhadap fenomena alam yang diungkapkan dalam bentuk Matematika. Jika diibaratkan, Matematika adalah bahasa sedangkan Fisika adalah sastra. Ranah dalam Fisika dibagi menjadi empat yaitu Klasik, Relativistis, Kuantum dan Medan Kuantum. Jika digambarkan sebagai sebuah “pohon Fisika” maka yang akan menjadi akar/pondasi adalah Fisika Dasar 1 dan 2. Akan diperkuat oleh batang, yang menjadi batang pada “pohon Fisika” adalah Fisika Kuantum, Fisika Statistik, Gelombang, Termodinamika, Listrik Magnet, dan Mekanika. Ada pun yang menjadi kulit dari batang itu sendiri antara lain Fisika Matematika, Elektronika dan Komputasi. Dahan/cabang dari pohon itu diantaranya Fisika Kebumian, Fisika Nuklir, Biofisika, Fisika Teori, Fisika Instrumentasi, Fisika Material, Material Elektronik, dan Fisika Material Magnetik dan Fotonik. Pohon tersebut menghasilkan sesuatu layaknya pohon sebenarnya, yang dihasilkannya tentu bukan buah atau bunga pada sebenarnya, melainkan sebuah stimulate Industry , create an Industry, Saves Lifes (seperti pencitraan/imagining) dan suatu pengembangan teknologi seperti nanotechnology. Program yang ditawarkan di Fisika sama diantaranya regular dan fast track, yaitu mendapat gelar S1 dan S2 hanya dalam 5 tahun. Selain itu, Fisika bekerja sama dengan KAIST (Korea Advanced Institute of Science and Technology) yaitu short visit to KAIST. Setiap tahun sejak tahun 2010 Fisika ITB mengirimkan 7 orang mahasiswanya ke KAIST. Organisasi kemahasiswaan yang ada di Fisika diantaranya HIMAFI dan KSM.
Pengenalan program studi Matematika disampaikan oleh Dr. Agus Yodi Gunawan, Kaprodi S1 Matematika yang juga merangkap menjadi Wali Akademik TPB. Ada beberapa alasan mahasiswa memilih program studi Matematika, diantaranya yaitu karena mereka hobi Matematika, atau karena mereka ingin menjadi guru/dosen Matematika, dan bahkan ada yang memilih Matematika karena murah, murah karena hanya bermodal pensil dan kertas. Ada juga yang memilih Matematika karena ikutan teman atau karena tidak ada pilihan lain. Lulusan Matematika diharapkan menjawab tantangan masa depan. Permasalahan di masa depan sarat dengan teknologi dan masalahnya lebih kompleks. Oleh karena itu dibutuhkan orang-orang yang mampu menganalisis masalah secara sistematisa dan terstruktur, mampu berpikir cerdas, mampu menjadi problem solving, dan mampu berkomunikasi secara multidisiplin. Matematika menawarkan program kepada mahasiswanya agar mampu menjadi orang seperti kriteria di atas. Ada pun struktur kurikulum yaitu TPB (2 semester, 36 sks) dan tahap Sarjana (6 semester, 108 sks). Dari survey yang telah dilakukan para lulusan Matematika ITB kurang dari 30% terjun dibidang Pendidikan/Penelitian, sekitar 15% melanjutkan ke jenjang Magister dan lebih dari 55% terjun di bidang industri.
Pengenalan program studi Kimia disampaikan oleh Dr. Muhammad Bachri Amran, Kaprodi S1 Kimia. Program studi Kimia telah meluluskan lebih dari 3500 S1, sekitar 1500 S2 dan 250 S3. Pembelajaran di Kimia selain kuliah dan tutorial adalah praktikum. Praktikum sangat penting bagi Mahasiswa Kimia. Tapi banyak mahasiswa yang tidak memilih Kimia karena takut praktikumnya. Banyak yang masih beranggapan zat-zat Kimia di laboratorium dapat menyebabkan kemandulan. Padahal dosen-dosen Kimia hampir kebanyakan memiliki anak lebih dari 2. “Jadi, ruang praktikum tidak perlu takuti,” ujar Dr. Muhammad Bachri Amran. Ada 5 laboratorium di Kimia. Di akhir penjelasannya Dr. Muhammad Bachri Amran memperkenalkan beberapa lulusan Kimia yang sudah menjadi “orang”. “Every day is an adventure when you’re a chemist,” ujar Dr. Muhammad Bachri Amran di akhir presentasinya.
Setelah pengenalan keempat prodi, mahasiswa TPB 2012 diberi kesempatan untuk bertanya. Ada pun yang ditanyakan berkaitan dengan mata kuliah kerja praktek (KP) di Kimia, lulusan Matematika di Industri menjadi apa, dan karier dosen merangkap menjadi guru bisa atau tidak. “Kerja praktek (KP) di Kimia merupakan mata kuliah pilihan 2 sks di Kimia, untuk tempat KP prodi sebenarnya sudah menyiapkan, tapi tidak menutup kemungkinan jika ingin mencari tempat KP sendiri,” jawab Dr. Muhammad Bachri Amran. “Hampir semua sektor industri membutukan lulusan Matematika, diantaranya seperti industri energi (Schlumberger, Pertamina), Perbankan, Asuransi, Konsultan dan masih banyak lagi,” jawab Dr. Agus Yodi Gunawan. “Dosen yang merangkap guru bisa saja dilakukan walaupun dalam urusan kepegawaian belum tentu bisa. Di tahap sarjana Matematika menyediakan mata kuliah Matematika Sekolah. Di tahap Magister, Matematika juga menyediakan Program Magister Pengajaran Matematika,” tambah Dr. Agus Yodi Gunawan.
Acara kemudian dilanjutkan dengan perwalian. Mahasiswa TPB 2012 dibagi menjadi empat menurut asal program studi dosen walinya masing-masing. Selain bertujuan untuk mengenalkan program studi yang ada di FMIPA acara ini juga dijadikan ajang pengakraban antara mahasiwa dengan dosen walinya. (nh)