Tim Ekspedisi Patriot FMIPA ITB Menakar Potensi dan Tantangan Pengembangan Kawasan Transmigrasi Lereh, Distrik Yapsi, Papua
LEREH, fmipa.itb.ac.id, -Transmigrasi merupakan salah satu kebijakan strategis pemerintah Indonesia dalam rangka pemerataan penduduk dan pembangunan wilayah. Sejak masa awal pelaksanaannya, program ini tidak hanya bertujuan memindahkan penduduk dari daerah padat ke daerah yang jarang penduduk, tetapi juga untuk membangun pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru yang berdaya saing di luar Jawa. Papua, sebagai wilayah dengan luas geografis yang besar, sumber daya alam melimpah, namun tingkat kepadatan penduduk rendah, menjadi salah satu prioritas utama dalam kebijakan pengembangan wilayah berbasis transmigrasi. Melalui pendekatan transmigrasi terpadu, Papua diharapkan dapat mengembangkan kawasan baru yang produktif dan menjadi katalis bagi pembangunan ekonomi, sosial, serta integrasi nasional.
Program transmigrasi di Papua telah berlangsung sejak tahun 1964 dengan fokus utama pada perpindahan penduduk. Selama perjalanannya, kawasan ini telah mengalami berbagai perubahan signifikan, baik dalam aspek mata pencaharian, struktur sosial masyarakat, maupun dinamika pembangunan wilayah. Saat ini, diperlukan sebuah kajian yang menyeluruh untuk memahami transformasi tersebut, terutama yang berkaitan dengan perubahan karakter kewilayahan, yang dapat diawali melalui analisis terhadap kondisi kawasan dan sumber daya manusianya.
Pemerintah melalui Kementerian Transmigrasi meluncurkan program inovatif bertajuk Ekspedisi Patriot 2025, yang bertujuan untuk menggali kembali potensi wilayah transmigrasi dan memetakannya secara menyeluruh. Salah satu tim ekspedisi yang ditugaskan di Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua, tepatnya di Kawasan Lereh, Distrik Yapsi, dipimpin oleh Anton Timur Jaelani dari FMIPA Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan tema kegiatan “Rekomendasi Pengembangan Kawasan Transmigrasi.” Tim ini beranggotakan Akbar Primasongko Rijanto (alumni S2 SITH ITB) serta tiga mahasiswa dari Universitas Cenderawasih, yaitu Patherson Arim, M. Samsunar Fajar, dan Kundrat Lasarus W.
Sejak Agustus 2025, tim telah melakukan kegiatan pengumpulan data dan informasi melalui serangkaian diskusi dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk dinas-dinas terkait di tingkat kabupaten dan provinsi, tokoh masyarakat, serta warga setempat. Data yang terkumpul kemudian dianalisis secara internal dan hasilnya dipresentasikan kembali kepada masyarakat melalui Forum Group Discussion (FGD). Melalui kegiatan FGD tersebut, tim memperoleh banyak masukan berharga dari para tokoh masyarakat yang selanjutnya akan dibahas lebih mendalam dalam FGD lanjutan bersama para pengambil kebijakan. Dari hasil observasi dan diskusi, terlihat bahwa kawasan ini memiliki potensi besar untuk dikembangkan—baik dari segi kesuburan lahan, kekayaan keanekaragaman hayati, maupun komoditas unggulan seperti kakao yang membutuhkan sistem rantai pasok yang lebih terstruktur dan berkelanjutan.
Selain itu, kami juga melihat potensi yang lebih besar dalam sektor pendidikan, khususnya melalui peningkatan infrastruktur pendukung yang dapat memfasilitasi pengembangan kapasitas baik bagi guru maupun siswa. Upaya tersebut perlu diiringi dengan perbaikan dan penambahan sarana fisik seperti gedung sekolah, agar proses belajar mengajar dapat berlangsung lebih optimal dan berkelanjutan, serta mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia di kawasan transmigrasi ini.
Saat ini, tim sedang menyusun seluruh temuan dan hasil kajian yang telah diperoleh ke dalam bentuk laporan komprehensif, yang diharapkan dapat menjadi rekomendasi kebijakan bagi pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah. Laporan ini diharapkan dapat memberikan arah strategis bagi pengembangan kawasan transmigrasi di Papua secara berkelanjutan dan berbasis potensi lokal.
Beberapa tangkapan kamera:
1. Kualitas langit di kawasan ini tergolong sangat baik, terlihat dari kondisi langit malam yang masih menampakkan bintang-bintang dengan jelas, bahkan dapat diabadikan menggunakan kamera ponsel tanpa bantuan alat khusus.
2. Diskusi bersama Dinas Tenaga Kerja Koperasi & UKM Provinsi Papua
3. Diskusi di Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah kabupaten Jayapura
4. Keindahan alam Papua
5. FGD
6. Wawancara bersama masyarakat

