Enter your keyword

Prodi Sarjana Aktuaria, Prodi Megister Ilmu dan Rekayasa Nuklir, dan Prodi Doktor Rekayasa Nuklir Dibuka di FMIPA ITB

Prodi Sarjana Aktuaria, Prodi Megister Ilmu dan Rekayasa Nuklir, dan Prodi Doktor Rekayasa Nuklir Dibuka di FMIPA ITB

Bagikan:

Bandung, FMIPA.itb.ac.id,  – Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ITB membuka program studi sarjana Aktuaria. Pengumuman ini disampaikan oleh Dekan FMIPA ITB Prof. Dr. Edy Tri Baskoro saat memberikan sambutan dalam acara perayaan Dies Natalis FMIPA ITB ke-71 pada tanggal 6 Oktober 2018 di Aula Barat ITB. Pembukaan program studi sarjana Aktuaria ini merespons kebutuhan nasional yang sangat tinggi terhadap penyediaan profesional aktuaris di Indonesia. Aktuaria adalah disiplin ilmu yang menerapkan matematika dan statistika untuk menganalisis dan mengelola risiko, khususnya dalam bidang asuransi, baik asuransi jiwa maupun asuransi umum (termasuk asuransi bencana alam dan reasuransi), dana pensiun, investasi dan perbankan.  Aktuaris dimaknai sebagai profesional yang berkualifikasi tinggi dalam menganalisis dampak risiko finansial dengan cara mengaplikasikan keahliannya untuk memprakirakan dan meminimalisasi dampak ketidakpastian finansial. “Prodi sarjana Aktuaria mulai dibuka dengan menerima sekitar 50 mahasiswa di tahun pertama, dan selanjutnya karena permintaan dan kebutuhan yang sangat tinggi ke depan bisa ditingkatkan menjadi 90-100 mahasiswa”, demikian ungkap Edy.

Sebagai pionir dalam pengembangan ilmu aktuaria di Indonesia, FMIPA ITB telah mempunyai program studi S2 Aktuaria sejak 1998 hingga kini dan telah meluluskan banyak peneliti dan praktisi handal dalam bidang aktuaria. Program S2 Aktuaria ini adalah program satu-satunya di Indonesia.

Lebih lanjut, FMIPA ITB juga akan mengelola program studi Magister Ilmu dan Rekayasa Nuklir dan Doktor Rekayasa Nuklir di tahun depan. Hal ini untuk menjadi jawaban atas permasalahan energi alternatif di masa depan. “Nuklir akan menjadi salah satu sumber energi di masa depan dan FMIPA akan menjadi motor penggeraknya. Kepakaran MIPA akan menjadi tulang punggung energi alternatif ke depan,” demikian tutur Rektor ITB Prof. Dr. Kadarsyah Suryadi, DEA dalam sambutannya.  Sehubungan dengan kebutuhan pekerjaan di masa depan, Prof. Dr. Kadarsyah mengatakan bahwa saat ini ITB berupaya menjalin hubungan dekat antara kampus dan lapangan pekerjaan. Selain itu, mahasiswa ITB tetap harus dibekali kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan yang cepat. [Akfiny]

X