Enter your keyword

Tantangan Sains Untuk Masa Depan (2)

Seri Kuliah Umum FMIPA yang ke-dua belas dilaksanakan hari Sabtu,  9 September 2019, bertempat di Auditorium Campus Center Timur ITB, dengan tema  Tantangan Sains Untuk Masa Depan. Para pembicara pada acara ini adalah :

  1. Dr. Eng. Muhammad Miftahul Munir, M.Eng. “Kemandirian Instrumentasi untuk Kemajuan Bangsa”
  2. Prof. Djulia Onggo, Ph.D., “Unsur-unsur Kimia Unik Pembentuk Materi Fantastis”
  3. Prof. Hendra Gunawan, “Matematika di Balik Prinsip Ketidakpastian Heisenberg”


Kemandirian Instrumentasi untuk Kemajuan Bangsa

Miftahul Munir (miftah@fi.itb.ac.id)
Kelompok Keilmuan Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Teknologi Bandung

Menjadi negara maju merupakan cita-cita bersama, yang mencakup kedaulatan dan kemakmuran bangsa. Peningkatan sektor Industri, infrastruktur, dan teknologi mutakhir adalah keniscahyaan bagi negara maju. Indonesia siap menyonsong hal tersebut, akan tetapi dampak lingkungan masih sering terabaikan. Polusi akibat industri dan aktifitas manusia, baik di udara maupun di air perlu penanganan dan monitoring yang serius. Selain itu, mengingat Indonesia secara geografis terletak pada daerah rawan bencana maka ketanggapan terhadap bencana alam perlu diprioritaskan pula. Oleh karena itu untuk menjadi negara maju, Indonesia haruslah berdaulat dalam penanganan dan monitioring polusi serta bencana alam. Tim kami secara mandiri terus mengembangkan instrumentasi aerosol, filter udara dan air, serta kebencanaan. Pengembangan, pengujian dan karakterisasi alat, sebisa mungkin tidak lagi bergantung dengan peralatan luar negeri. Tim kami telah mengembangkan alat monitoring polusi particulate matter (PM), filter air dan udara berbasis nanoserat, dan instrumentasi kebencanaan yaitu early warning system (EWS) untuk longsor, banjir, dan tsunami. Selain itu, alat-alat karakterisasi material pun kami kembangkan sendiri, diantaranya adalah alat uji filter udara dan air (flux, pressure drop, efisiensi, quality factor), pengukur pori membran/serat, pengukur sudut kontak dan wettability, viskometer, dan tensiometer.


Unsur-unsur Kimia Unik Pembentuk Materi Fantastis

Djulia Onggo (djulia@chem.itb.ac.id)
Kelompok Keilmuan Kimia Anorganik dan Fisik
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Teknologi Bandung

Semua materi yang ada di alam semesta, baik itu materi yang berwujud padat, cair, maupun yang berwujud gas, materi yang tampak ataupun yang tidak tampak secara visual, pasti tersusun dari unsur kimia. Telah terdefinisi bahwa unsur kimia adalah bagian terkecil dari suatu materi yang masih memiliki karakteristik khas materi tersebut. Meskipun sedemikian kecil, unsur tersebut mengandung sejumlah besar atom sejenis dan setiap atom memiliki partikel sub-atomik yang dikenal sebagai elektron, proton, dan neutron. Jumlah proton dalam suatu atom menentukan jenis unsur atom tersebut dan atas dasar jumlah proton tersebut, suatu unsur dibedakan dari unsur lainnya dan ditandai dengan lambang unsur yang merupakan kependekan dari nama unsur. Sampai sekarang, ilmuwan telah berhasil menemukan 118 unsur dan masing-masing unsur tersebut bersifat unik, berbeda dari unsur lainnya. Untuk mempelajari unsur-unsur tersebut secara sistematik, Dimitri Mendeleev (1869) berhasil menyusun Tabel Periodik Unsur Kimia yang kemudian berkembang dan menjadi pedoman praktis untuk mengenal karakteristik unsur-unsur kimia. Unsur-unsur kimia yang secara individual bersifat unik, dapat bergabung dengan sesamanya maupun dengan unsur lainnya membentuk materi baru dengan karakteristik berbeda dari karakteristik awal unsur–unsur tersebut. Materi yang dibentuk oleh unsur-unsur tersebut berjumlah sangat banyak, sangat bervariasi dan dapat dimanfaatkan pada berbagai bidang sains, medis, dan teknologi secara fantastik. Pada kuliah ini diperkenalkan tiga unsur: emas, hidrogen dan oksigen dan berbagai contoh materi fantastik yang dapat dihasilkan dari gabungan unsur-unsur tersebut. Pengenalan unsur-unsur kimia pada kuliah umum ini merupakan suatu bentuk kemeriahan tahun 2019 yang telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai Peringatan 150 tahun Tabel Periodik Unsur Kimia.


Matematika di Balik Prinsip Ketidakpastian Heisenberg

Hendra Gunawan (hgunawan@math.itb.ac.id)
Kelompok Keilmuan Analisis dan Geometri
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Teknologi Bandung

Prinsip Ketidakpastian Heisenberg merupakan salah satu fakta penting dalam mekanika kuantum, yang ditemukan oleh fisikawan Werner Heisenberg pada tahun 1927. Pembuktiannya secara matematika dibuktikan oleh W. Pauli dan H. Weyl pada tahun 1928. Dalam kuliah ini, matematika di balik Prinsip Ketidakpastian Heisenberg, termasuk interpretasi dan implikasinya, akan diungkapkan. Perumuman dan perkembangan terkini terkait Prinsip Ketidakpastian Heisenberg akan dikemukakan pula.


[dd]

X