Enter your keyword

Sekilas Tentang FMIPA-ITB

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) merupakan fakultas tertua dan terdepan di Indonesia dalam bidang matematika dan ilmu pengetahuan alam. Dibentuk pada tanggal 6 Oktober 1947 dengan sebutan Faculteit van Exacte Wetenschap. Pada tanggal 22 September 1948 nama fakultas ini berubah menjadi Faculteit van Wiskunde en Natuur Wetenschap. Di Tahun 1950 berubah menjadi Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Ilmu Alam (FIPIA), dan pada tahun 1972 hingga sekarang berubah menjadi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA).

FMIPA merupakan salah satu dari 12 fakultas/sekolah di Institut Teknologi Bandung (ITB). Saat ini FMIPA menyelenggarakan pendidikan terbaik pada tingkat sarjana, magister dan doktor yang berkualitas internasional untuk menghasilkan lulusan berkarakter dan berdaya saing global. Jumlah mahasiswa keseluruhan adalah 2320, terdiri dari 1559 mhs S1, 533 mhs S2 dan 228 mhs S3. Terdiri dari empat program studi (Prodi) sarjana, yakni prodi sarjana Matematika, Astronomi, dan Fisika yang terakreditasi internasional oleh lembaga akreditasi bergengsi Akkreditierungsagentur für Studiengänge der Ingenieurwissenschaften, der Informatik, der Naturwissenschaften und der Mathematik (ASIIN) dari Jerman sejak 2015 dan program studi sarjana Kimia terakreditasi oleh Royal Society of Chemistry (RSC) dari Inggris sejak 2013. Lulusan keempat prodi sarjana ini sebagian besar bekerja sebagai professional yang handal, siap berkembang dan berkarya dalam berbagai bidang profesi dan menduduki posisi yang penting dalam pekerjaannya. Selain itu, persentase entrepreneur produktifpun semakin meningkat setiap tahunnya. Mulai tahun 2019, FMIPA juga menyelenggarakan Program Studi Sarjana Aktuaria untuk memenuhi kebutuhan nasional dan regional.

Program studi pascasarjana tingkat magister yang ditawarkan meliputi prodi magister Aktuaria, Matematika, Astronomi, Fisika, Kimia, Sains Komputasi, Pengajaran Matematika, Pengajaran Fisika dan Pengajaran Kimia. Sedangkan, program studi pascasarjana tingkat doktor terdiri dari prodi S3 Matematika, Astronomi, Fisika dan Kimia. Semua prodi pascasarjana ini terakreditasi Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) dengan predikat sangat baik. Selain itu juga telah menghasilkan lulusan yang bekerja sebagai ilmuwan, peneliti atau praktisi yang handal dalam bidang sains dan matematika yang tersebar di berbagai universitas, lembaga penelitian dan pendidikan di Indonesia maupun di luar negeri. Program studi magister dan doktor di atas juga dilengkapi dengan program gelar-ganda dan/atau program sandwich. Mulai tahun 2019, FMIPA juga membuka progran studi S2 Ilmu dan Rekayasa Nuklir serta program studi S3 Rekayasa Nuklir.

Saat ini FMIPA ITB memiliki 210 dosen tetap, 39 diantaranya merupakan Profesor dan sedikitnya 86% bergelar doktor yang diperoleh dari berbagai universitas  mancanegara. Dalam rangka melaksanakan penelitian berkualitas dan terdepan dalam matematika dan sains, FMIPA ITB diperkuat oleh 16 Kelompok Keilmuan/Keahlian, yakni: Astronomi, Aljabar, Analisis dan Geometri, Matematika Kombinatorika, Matematika Industri dan Keuangan, Statistika, Biokimia, Kimia Analitik, Kimia Anorganik dan Fisik, Kimia Organik, Fisika Bumi dan Sistem Kompleks, Fisika Elektronik Material, Fisika Teoretik Energi Tinggi, Fisika Instrumentasi dan Komputasi, Fisika Nuklir dan Biofisika, dan Fisika Magnet dan Fotonik.

Sebagai salah satu simpul dalam jaringan pengembangan matematika dan sains di tingkat regional dan internasional, FMIPA ITB telah mendapatkan pengakuan yang berarti dari masyarakat global. Hal ini ditunjukkan dengan semakin banyaknya kerjasama pendidikan dan penelitian dengan universitas ternama dan terdepan di tingkat regional dan internasional. Selain itu FMIPA ITB juga mendapatkan kehormatan dengan bersedianya beberapa tokoh dunia Peraih Nobel (Nobel Laureate) menjadi Profesor Kehormatan (Honorary Professor) di FMIPA ITB, yaitu Prof. Gerardus ‘t Hooft (Nobel Laureate bidang Astrofisika), Prof. Peter Agre (Nobel Laureate bidang Biokimia), Prof. Matthew Colles (Ilmuwan Astronomi, ANU Australia) dan Prof. Hiroshi Sekimoto (Ilmuwan Fisika Nuklir, Jepang), serta Prof. Hadi Susanto (Matematikawan, Univ. Essex, Inggris).

X